Assalamualaikum wr wb. Salam sejahtera. Yey, udah di part 4! Ini part terakhir loh. Gak kerasa, ya.
Jadi, aku bagi cerita ini menjadi 4 bagian karena ceritanya terlalu panjang kalau dijadiin satu. Cover ini aku juga buat sendiri di CorelDRAW X6. Tinggalkan kritik dan saran, ya😊
Maaf kalau ceritanya masih acak-acakan. Kalian tau lah, aku masih pemula, masih belum expert🙏😅
📱Selamat Membaca📱
Bukan Kau
Semenjak itu aku tak pernah pulang bersama Ryo dan mampir ke rumahnya. Kami hanya berbicara tentang kegiatan klub, itu pun jarang. Kami pulang di jalan yang berbeda. Aku juga belum menjawab perasaan Ryo. Apakah dia menunggu? Bukannya aku marah dengan Ryo, aku hanya gugup saat bersama dengannya karena aku tahu dia bukan Shima lagi, aku tahu sekarang dia saudara kembar Shima yang belum aku kenal sebelumnya.
"Dia mempercayakanmu padaku."
"Tapi... aku benar-benar mencintaimu, bukan karena Shima."
Kata-kata itu, membuatku malu.
Akhirnya festival budaya selesai, acara klub kami sukses, cerpennya laris manis. Sayangnya Ryo tidak datang ke festival budaya karena dia pergi keluar kota bersama keluarganya, katanya dia ada acara keluarga. Festival budaya yang berjalan dua hari ditutup dengan api unggun di lapangan dan pelepasan kembang api. Semua orang menikmatinya, mereka tertawa bersama. Tapi aku merasa sepi.
"Yuki, kemarilah, kita foto bersama!" teriak Rika.
"Ya!" sahutku
Malam ini terasa sepi dan asing, tanpa dirinya. Rika menghiburku seakan-akan dia tahu suasana hatiku. Ume dan Sakura pun selalu membuatku tersenyum menghapus rasa sepi di hatiku. Sedang apa sekarang, Ryo?
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah melewati masa-masa sulit di kelas tiga. Tak terasa, akhirnya masa-masa SMA sudah berakhir. Sebelum pulang ke rumah, semua berfoto ria dengan sahabat, teman, pacar, dan guru-guru. Setiap klub juga akan foto bersama anggotanya untuk diabadikan di buku sekolah tahun ini dan disimpan di perpustakaan. Buku tahunan juga menyimpan foto setiap kelas dan kegiatan besar sekolah di tahun itu.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Kami berkumpul di ruang klub sastra.
"Gak terasa sudah lulus," kata Rika.
"Ya, terima kasih atas tiga tahun kebersamaannya," ujarku.
"Jangan bicara seperti itu, Yuki. Aku jadi ingin menangis." Wajah Rika memelas.
Izumi tertawa kecil, "Aku harap klub ini terus berjalan dengan baik."
"Ya, kita gak tahu apa yang akan terjadi dengan klub ini setelah kita lulus," tambah Ryo.
''Tahun ini adikku dan temannya akan sekolah di sini, aku menyuruh mereka masuk klub ini," kata Rika.
Aku lega akan ada yang meneruskan klub ini.
"Aku pulang dulu, teman-teman." Aku berpamitan.
Aku hanya ingin cepat-cepat pulang hari ini. Entah mengapa, hanya pulang yang ku inginkan.
Aku sudah lulus, aku akan mengirim pesan untuk ayah dan ibu.
2 pesan belum terbaca.
Siapa?
From : Ibu
To : Me
Bagaimana hari ini? Selamat kamu sudah lulus,Yuki. Maaf di hari kelulusanmu ayah dan ibu gak bisa bersamamu. Kami bangga denganmu,Yuki. Minggu depan kami akan tinggal bersamamu lagi, kami sangat tak sabar melihatmu, nak.
Kami selalu mendo'akanmu, Yuki.
From : Ayah
To : Me
Selamat kamu sudah lulus, Yuki. Maaf hari ini kami tidak ada di sana. Tapi jangan sedih, minggu depan kami akan pulang. Tunggu kedatangan kami, ya.
Aku tersenyum. Mereka ingat dengan hari kelulusanku. Terima kasih, Ayah dan Ibu. Aku sangat senang sekali.
Keesokan harinya.
Tok...Tok...Tok...
Krek...
"Maaf mengganggu, Yuki."
"Eh, Rika..., gak papa aku hanya nonton TV sama Pusy."
"Kemarin kamu pulang cepat sekali."
"Ya, kemarin aku sangat lelah," kataku berbohong.
"Kamu tahu, Ryo baru saja berangkat ke bandara,'' ucapnya tanpa basa-basi lagi.
"Kenapa kamu beritahu aku?" Aku mencoba untuk tidak peduli.
"Saat kemarin kamu pulang, Ryo sedih. Dia cerita sama kami, Ryo sangat mencintai kamu, dia menunggu jawabanmu. Dia berharap bisa bertemu dengan kamu sebelum berangkat ke Amerika karena dia akan kuliah di sana. Sekarang dia masih di stasiun," tutur Rika.
Aku termangu.
Ryo menunggu? Benarkah?
"Jangan melihat masa lalu terus. Ketika ada orang yang mencintaimu dan membuatmu bahagia, apa kamu akan tetap mencintai orang lain meskipun dia sudah gak ada lagi?"
"Gak."
"Tunggu apa lagi, kejarlah. Biar aku yang menjaga rumahmu!"
Aku berlari dengan cepat. Aku menangis dan menyesal. Aku tak menyangka dia masih mencintaiku meski aku seperti ini. Perasaannya tak pernah berubah, dia benar-benar mencintaiku. Tunggu aku, Ryo!
Dimana dia?
Stasiun Honjo-Azumabashi sangat ramai, kemana aku harus mencarinya?
Oh, ya, jurusan bandara Narita International!!!
''Ryo, Ryo, Ryo!'' Aku meronta dalam hati.
Terlihat sosok pria mengenakan jaket warna hitam dan syal warna merah sambil membawa koper besar. Dia berdiri menyangga pada tembok. Tatapannya tertunduk.
"Ryo!" teriakku.
Dia menoleh.
Aku mendekatinya.
"Yuki, kenapa kamu ada di sini?" Ryo terperanjat.
"Jangan bicarakan itu dulu. Aku...''
Aku kalang kabut, tapi aku harus mengutarakannya.
"Ryo... aku sangat mencintaimu, selalu mencintaimu."
Aku berhasil.
Ryo tersenyum simpul.
"Terima kasih, Yuki."
Ting...Tung...
Kereta jurusan Narita akan segera tiba.
Ryo memandangiku dalam-dalam.
"Yuki, maukah kamu menunggu aku sampai aku kembali ke sini lagi?"
"Tentu saja, aku akan menunggumu selama apapun itu. Aku selalu menunggu kamu. Aku percaya."
"Sejauh apapun kita berpisah, perasaanku padamu gak akan berubah. Percayalah padaku, Yuki."
Aku mengangguk. Air mataku berderai.
Keretanya sudah datang.
Aku tak ingin melepaskan dia dari indra penglihatku.
"Yuki, aku berangkat dulu."
"Jangan lupakan aku, Ryo."
"Tentu saja, jangan cemas."
Kereta akan segera berangkat.
"Janji, ya." Aku mengacungkan jemari kelingking.
"Ya, aku janji." Ryo membalasnya.
Pintu kereta sudah tertutup.
Ryo tersenyum merekah.
Akhirnya kereta berangkat. Masih terbayang wajah Ryo di pikiranku.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
5 tahun kemudian.
Aku menjadi dokter kandungan. Hari ini aku ada praktik di Asoka Hospital. Entah kenapa aku sangat semangat hari ini.
"Pagi, Yuki," sapa Ume, dia bekerja di Asoka Hospital bagian administrasi.
"Pagi." sahutku.
"Ada praktik di sini?"
"Ya."
"Kamu tahu, ada dokter umum baru yang juga praktik di sini''
"Oh, makin banyak dokter di sini, ya"
Sebenarnya aku tak begitu peduli dengan dokter baru atau perawat baru di sini. Aku berpindah-pindah rumah sakit, meskipun ada dokter baru aku jarang bertemu kadang hanya berbincang-bincang mengenai pasien hari ini.
Sebelum jam praktikku dimulai, aku duduk sebentar di kursi taman, menikmati awang-awang pagi ini dan mendengarkan burung bernyanyi.
Tak terasa sudah 5 tahun, ya.
Aku masih menunggunya. Aku yakin dia akan datang menjemputku. Aku yakin karena kita sudah berjanji.
"Jangan melamun." Tiba-tiba seseorang mengagetkanku.
"Ma-Maaf." aku terkejut.
Terlihat seorang dokter tersenyum dan mendekat. Mungkin dia dokter umum baru itu karena aku belum pernah melihat dokter ini sebelumnya.
"Bagaimana kabarmu? Apa kamu gak lelah menunggu?"
"Baik, Pak... Em, saya sudah biasa menunggu jam kerja saya sambil duduk di taman."
Dia tertawa geli.
Rasanya tidak asing. Aku melihat label namanya.
"Ryo" sontak aku terbangun dari dudukku.
Ini mimpi kan?!
"Aku kembali, Yuki."
Aku tak percaya ini, aku tak menyangka dia ada di depan mataku.
"Ryo, Ryo." ucapku sembari menggoyang-goyangkan badannya untuk memastikan ini mimpi atau bukan.
"Terima kasih sudah berjuang." Dia tersenyum.
Ternyata ini bukan mimpi.
"Se-Selamat datang, Ryo." Aku menangis bahagia.
"Maaf membuatmu menunggu."
Aku memeluknya."Gak apa-apa, aku tidak lelah menunggu, yang penting sekarang kamu ada di sini lagi."
Sudah lama aku tidak melihat senyumnya yang indah. Memandang parasnya yang menyejukkan. Rindu ini sudah terbayar. Rasa cemas yang menghantuiku tiba-tiba menghilang. Ini bukan mimpi. Ini takdir. Ini keajaiban. Kau benar-benar datang, Ryo. Akhirnya kita bertemu lagi setelah 5 tahun berpisah tanpa ada kontak di antara kita. Terima kasih, Ryo. Aku bersyukur bisa bertemu denganmu.
"Yuki, apakah kamu mau memakai nama keluargaku?"
"Dengan senang hati." Jawabku mantap.
Hembusan angin musim panas sangat menyegarkan. Matahari bersinar terang mengganti keremangan malam. Suara serangga yang ditunggu-tunggu menyambut datangnya matahari tuk saling melengkapi musim panas ini. Inilah musim panas yang kutunggu-tunggu.
Jeng, jeng! Tara...Sudah di part 4! Artinya kalian sampai di garis finish🔔
Sebelumya terima kasih banyak sudah mau membaca cerita ku ini. Semoga cerita ini bermanfaat untuk kalian😊
Tunggu ceritaku selanjutnya, ya! See you next time👋
https://my.w.tt/Iwg7On66cab

Comments
Post a Comment