Skip to main content

Bukan Kau Part 1: Awww!

Assalamualaikum wr wb. Salam sejahtera. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik, ya. 

Jadi, aku bagi cerita ini menjadi 4 bagian karena ceritanya terlalu panjang kalau dijadiin satu. Cover ini aku juga buat sendiri di CorelDRAW X6. Tinggalkan kritik dan saran, ya😊

Maaf kalau ceritanya masih acak-acakan. Kalian tau lah, aku masih pemula, masih belum expert🙏😅

Tetep ikutin setiap part nya, ya🤗 


📱Selamat Membaca📱


Bukan Kau

    


     Dinginnya kota Sumida seakan akan menembus tubuhku. Aku berlari menjauhi kegelapan. Terasa sakit kakiku berlari tak henti-henti. Aku harus cepat sampai di sana. Nafasku terengah-engah,keringat membajiri sekujur tubuhku. Sepinya sepanjang jalan memberiku khayalan menakutkan, terngiang-ngiang kejadian horor di kepalaku yang memaksa kakiku untuk berlari lebih cepat. Jalan yang berlubang dan berbatu ini sungguh mengganggu. Tanganku tetap memegang erat tas keranjang karena aku harus menjaganya.

     Seakan-akan hembusan angin malam ini merobohkanku. Aku tak sadar kakiku terantuk lubang. Kerikilan merobek kulit lututku. Cucuran darah meluncur deras.

"Aduh, sakit!" ratapku.

Tas keranjangnya ?!

"Meong...meong...meong."

Syukurlah kau baik-baik saja Pusy. Bertahanlah sebentar Pusy.

Aku mencoba berdiri dan lari, aku tahu pasti rasanya sakit. Tapi lebih sakit lagi jika hewan kesayanganku tidak ada. Aku berlari tertatih-tatih, menahan rasa perih yang menusuk-nusuk, dan tetap menggenggam erat tas keranjang ini.

"Berhenti!!!" teriak seseorang dari arah samping.

Aku tetap berjalan sekuat tenagaku. Aku takut dia berbuat jahat padaku dan Pusy.

"Kamu terluka, kan? Aku bawa kotak P3K." Tiba-tiba dia ada di hadapanku. Aku rasa dia seorang pria, tapi aku tak dapat melihat jelas seperti apa dia.

"Tolong saya," sahutku dengan penuh harap.

Dia menuntunku entah kemana, tak lama kemudian sampailah di tempat yang lebih terang. Aku duduk di sebuah kursi yang ada di samping lampu taman. Lalu dia mengobati kakiku. Aku bisa melihatnya sekarang, menurutku dia masih SMA. Dia terlihat sudah ahli dalam mengobati hal semacam ini. Apakah dia ingin menjadi dokter nantinya?

"Aw…," aku merintih.

"Tahan dulu, sebentar lagi selesai," katanya dengan suara yang lembut sambil menutupi lukaku dengan kasa,"Nah, sudah selesai."

"Te-Terima kasih." Aku gugup sekali.

"Sama-sama," dia tersenyum, "Ngomong-ngomong aku belajar ini dari ayahku, meskipun aku masih SMA kelas 2 tapi aku ingin tahu tentang hal seperti ini."

Dugaanku benar, dia masih SMA dan seumuran denganku. Seketika rasa takutku hilang. Seketika kami akrab.

"Jadi ayahmu dokter, ya."

"Ya, dia dokter hewan. Selain bisa mengobati hewan dia juga bisa mengobati orang yang terluka," jawabnya sambil memasukkan alat-alatnya ke kotak P3K.

Keren.

"Oh ya, ngomong-ngomong kucingku sakit," ceritaku berharap agar aku tak perlu jauh-jauh ke dokter hewan langgananku.

"Kalau gitu aku  panggilkan ayahku, dia baru saja datang dari tempat praktiknya. Silahkan masuk dulu."
Kami masuk ke rumah yang ada di sebrangku.

"Baiklah, maaf jika mengganggu."

...

"Terima kasih sudah memeriksa kucing saya, Pak Wakayama."

"Sama-sama, nak Yuki," jawabnya. "Untung anakku membawamu ke sini kalau tidak kamu pasti sampai di sana dengan sia-sia."

Aku tak menyangka ternyata ayahnya adalah dokter hewan langgananku. Syukurlah akhirnya Pusy sudah diperiksa.

"Kalau begitu, saya pulang dulu, terima kasih."

"Aku antar," sahut anak SMA tadi.

"Terima kasih, maaf merepotkan."

"Tak apa."

Jujur aku memang sedikit takut pulang sendirian, tapi sekarang tidak.

☘☘☘☘☘☘


    Lega akhirnya bisa sampai rumah. Pusy langsung tidur setelah sampai rumah. Aku tak menyangka bertemu orang sebaik itu di tengah kegelapan. Katanya aku terlalu nekat melewati jalan itu padahal ada jalan yang lebih aman dan terang.
Waktu itu dia ada di sana karena dia sedang merenung melihat bintang-bintang. Saat kutanya merenung apa, dia tak mau memberitahuku, dia hanya menjawab "Rahasia" dan mengatakan kalau bintang itu sangat indah sekali. Ada-ada saja dia.

Hmmm, dia. Siapa namanya, ya? aku lupa menanyakannya. Kenapa aku melupakan perkenalan? Padahal saat pertama kali bertemu dengan orang yang belum kenal, memperkenalkan diri adalah yang terpenting. Tapi, aku tahu nama keluarganya yaitu Wakayama, sama dengan ayahnya.

"Uaahh...." Aku menguap.

Sudah malam. Aku harus segera tidur agar besok semangat menjalani aktivitas apalagi setiap hari aku bekerja paruh waktu.

Akankah aku bertemu dengannya lagi, ya? Apakah dia satu sekolah denganku?

☘☘☘☘☘☘


1 tahun kemudian.

    Kurang satu semester lagi aku akan lulus dari SMA Honjo, setelah ini aku memutuskan melanjutkan kuliah. Aku ingin menjadi dokter. Aku teringat dengan orang itu yang dulu sudah menolongku. Aku ingin mengobati orang lain seperti saat ia mengobatiku.

"Kamu lanjut ke mana setelah lulus?" tanya Ume sambil duduk melendeh di kursi taman sekolah.

"Aku lanjut kuliah. Kalau kamu?"

"Sama, aku juga kuliah," jawab Ume,"Dengar-dengar ada yang akan mendaftar beasiswa kuliah ke luar negeri. Gak ada yang tahu siapa itu."

"Hebatnya," sahutku terkagum-kagum, "Kalau aku kuliah di sini saja. Lagian universitas di kota ini masuk 10 terbesar terbaik se-Asia."

Ume menyengguk.

“Siapa yang mendaftar beasiswa itu, ya?” batinku.

Hingga sekarang aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Aku rasa dia tidak satu sekolah denganku. Semenjak kejadian itu, aku tidak lagi memeriksa Pusy karena dia terlihat sehat-sehat saja. Aku juga tidak pernah ke rumahnya lagi semenjak itu karena aku tak punya waktu. Aku pikir dia satu sekolah denganku jadi aku bisa bertemu dengannya di sekolah, tapi ternyata tidak. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terus memikirkannya, selalu memikirkannya.

"Yuki, kamu pulang saja dulu. Aku masih ada kegiatan klub lari," kata Ume.

"Aku juga masih ada rapat OSIS," ujar Sakura.

"Oke, aku pulang dulu."

Aku hanya ikut klub sastra tidak sering ada kegiatan. Mungkin satu kali pertemuan dalam satu minggu untuk membahas kegiatan.

Hari ini lumayan panas.  Aku jadi ingin membeli es krim.

"Aw...!" Aku termangu.

Ada laki-laki yang menubrukku dari belakang.

"Maaf aku gak sengaja," katanya lalu dia lari tergopoh-gopoh keluar gerbang sekolah.

Tu-Tunggu dia...

Aku segera mengikutinya, larinya cepat sekali. Dia tidak sadar saat menabrakku. Dia melewati jalan ini, jalan menuju rumah dokter Wakayama. Aku berhenti di rumah dokter Wakayama. Apa aku tidak salah, ya? Tapi tadi dia berhenti di sini, dimana dia sekarang? Aku menoleh ke kanan, kiri, atas, bawah tetapi tidak ada dia.

"Cari siapa?" terdengar suara dari belakangku.

Aku memutarbalik badan.

Aku terkesiap. Sekarang dia berdiri di hadapanku.

"Kau menjatuhkan buku ini," jawabku sambil menyerahkan buku tipis berwarna biru.

Dia cepat-cepat mengabil bukunya.

"Aku pulang dulu."

Aku tidak sadar, saat melihatnya dalam-dalam, aku menganga. Aku tak menyangka ternyata aku mengejar orang yang selama ini aku cari.

"Wakayama, apa kau ingat aku?" spontan aku langsung bertanya.

"Entahlah," jawabnya singkat.

"Waktu itu kamu sudah menyelamatkan aku saat aku terluka."

"Em, ya," jawabnya singkat lagi.

Hampir saja lupa.

"Oh, ya, perkenalkan namaku Yuki."

"Aku Ryo," jawabnya,"Em, maaf tadi aku menabrakmu. Aku tadi terburu-buru."

"Gak papa."

Sekarang aku harus bagaimana? Aku bingung harus bicara apa?

"Ee,... sekarang aku sibuk," katanya.

"Oh, i-iya,maaf aku mengganggu. Kalau gitu aku pulang dulu." Lalu aku pergi.

Jadi, namanya adalah Ryo.

Ya ampun, tak sengaja aku menemukannya. Aku sedikit gugup karena awalnya aku hanya ingin mengembalikan buku dan kukira dia bukan orang yang kucari selama ini. Tetapi, tidak sengaja aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku tak menyangka dia satu sekolah denganku, kupikir dia tidak satu sekolah denganku karena dulu aku pernah mencarinya di semua kelas 2 tapi tidak ada. Mungkin dia baru pindah ke sini. Tapi, dia sedikit berbeda sekarang.

Hmmm, besok aku ingin bertemu dengannya lagi.



Lanjut ke Part 2, ya!😁 Semangat bacanya!


https://my.w.tt/Iwg7On66cab

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Zat Cair Menguap dari Permukaan dan Kue Matang dari Pinggir?

M engapa zat cair menguap dari bagian permukaan dan kue matang dari bagian pinggir??? Fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan melihat gaya tarik menarik antar partikel zat cair di dalam wadah. Gaya tarik menarik antar sesama molekul sejenis disebut gaya kohesi. Zat ca ir akan menguap pada suhu di bawah titik didih, disebut evaporasi. Zat cair menguap pada suhu tepat di titik didihnya, disebut vaporasi. Vaporasi dan evaporasi juga terjadi pada senyawa lain dan molekul lain yang berwujud cair. Zat cair akan menguap dari permukaan. Partikel zat cair pada permukaan hanya melakukan gaya tarik menarik dengan partikel zat cair di samping kiri kanan dan di bawah. Hal tersebut berbeda dengan partikel zat cair di bagian lebih dalam, gaya tarik menariknya dari atas, bawah, dan samping kiri kanan. Perbedaan tersebut mengakibatkan zat cair di permukaan lebih dulu menguap karena gaya tarik menarik sedikit. Proses penguapan zat cair termasuk reaksi endoterm karena zat cair membutuhkan energi untuk

Tentang Salah-Satu Klub Baseball SMA di Sapporo⚾

Assalamualaikum wr wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Kalian tahu permainan baseball? Kalian pernah bermain baseball? Kalau aku sih belum pernah bermain baseball. Nah, di postinganku kali ini aku mau membagikan hasil wawancaraku dengan salah-satu murid Jepang yang menjadi anggota klub baseball di sekolahnya. Baca sampai selesai, ya🙏😃 Siapa murid yang aku wawancarai? Dia adalah Ryuto Takahashi, murid kelas 3 di Sapporo Intercultural and Technological High School (SIT). Pasti kalian tahu sekolah ini setelah membaca postinganku yang berjudul "Sekolah Ini Piknik ke Hawaii". Murid dengan panggilan Ryo ini menjadi anggota klub baseball sejak kelas 10, sejak masuk di sekolah tersebut. Apakah ada syarat atau tes untuk bergabung di klub baseball sekolahnya? Di SIT tidak ada seperti itu. Tetapi, ada sebagian sekolah yang mengadakan tes. Berapa anggota di klub baseball SIT? Ada sekitar 70 anggota. 18 anggota dipilih oleh manajer untuk mengikuti turnamen dan sisanya tidak mengikuti t

Di Balik Mataku

Assalamualaikum wr. wb Salam sejahtera bagi kita semua. Maaf baru update, ya. Tanpa basa-basi lagi, di portingan kali ini aku buat sebuah cerpen. Jadi, ada seorang siswi SMA yang baru lulus dan berniat melanjutkan ke dunia perkuliahan, namanya Chira. Tapi, sang Kakak menolak mentah keinginan Chira, apalagi Kakaknya langsung menolak beasiswa yang ditawarkan untuk Chira. Kakaknya hanya ingin Chira tidak seperti Mama. Apakah itu alasan sebenarnya? Memang ada apa dengan Mama mereka?Padahal sang Kakak lulus dari program S1 nya. Kenapa Chira tidak boleh? Katanya sih Chira dan Kakaknya itu berbeda. Berbeda bagaimana, ya? Penasaran? Baca sampai selesai, ya🙏😊 Di Balik Mataku Sandyakala berpendar sangat cantik. Hawa dingin mulai bersemilir. Ku pandangi goresan tinta di atas secarik kertas, goresan mimpi-mimpiku yang terlihat jelas di mataku. Tidak biasanya aku menunggu selama ini. Menunggu sosok yang telah berjuang untukku sejak kecil dan selalu ada untukku dalam setiap waktu. Krek … "Aku